*) SPBU Kosong, Eceran Tersedia
Beritaibukota.com – Polres Bintan bersama tim satgas migas telah melakukan penangkapan penyalahgunaan migas dalam hal ini BBM jenius premium. Penangkapan dilakukan terhadap inisial BC pada hari Selasa (27/10) di kios nya sendiri bertempat di Toapaya Asri.
Polres bersama tim satgas berhasil mengamankan 35 jerigen berisi BBM jenius premium dan satu mobil pick up.
Kapolres Bintan, AKBP Bambang, mengatakan modus penyelewengan premium yang dilakukan dengan mengambil minyak dari Agen Penyalur Minyak Subsidi (APMS) sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali ke pengecer.
“Itu kan tidak boleh dijual ke pengecer. Harus dijual langsung ke masyarakat bukan untuk diperjual belikan lagi,” kata Bambang dalam rilis eksposenya di Kantor Polres Bintan, Selasa (3/11).
BC dalam tindakan penyelewengannya ini mengambil keuntungan dari selisih jual beli dari harga Rp6.450 menjadi Rp7.000. Itu berarti BC bisa meraih keuntungan Rp550 per liternya.
BC atas tindakannya terancam pidana kurungan maksimal 3 tahun dengan denda paling tinggi Rp30 miliar.
Penangkapan BC diharapkan bisa menimbulkan efek jera kepada masyarakat yang ingin melakukan perbuatan yang sama.
Polres Bintan juga akan meminta keterangan terhadap APMS tempat pengambilan minyak oleh BC. Polres Bintan juga akan meminta keterangan dari Pertamina terkait batasan aturan penjualan premium oleh APMS kepada satu pangkalan.
Sementara itu masyarakat di Kepri akhir-akhir ini dikeluhkan dengan kelangkaan premium di beberapa SPBU. Sampai saat ini belum ada tindakan atau jawaban pasti apa yang menjadi penyebab kelangkaan tersebut.
Informasi yang diperoleh Beritaibukota.com bahwa beberapa SPBU di Bintan mengalami pengurangan kuota dari 16 ton menjadi 8 ton. Sementara di APMS, pertamina tidak mengurangi kuota.
Kenyataan di lapangan pengurangan kuota premium di SPBU mengakibatkan kelangkaan premium. Tapi anehnya BBM jenius premium justru banyak dijual eceran di pinggir jalan.
Beritaibukota.com sampai saat ini belum bisa melakukan klarifikasi dari pihak pertamina terkait kebenaran pengurangan kuota tersebut. Pastinya jika kuota di APMS bertambah tapi SPBU justru mengalami pengurangan maka premium akan cepat habis di SPBU. (Rinto Situmorang)