Beritaibukota.com – Penjabat Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin dalam kunjungan kerjanya ke Natuna Selasa (24/11) mengakui Natuna masih jauh tertinggal dari segi ekonomi.
“Natuna masih jauh dari Batam. Jadi suara pemekaran di Natuna bisa saya pahami, ” kata Bahtiar, Rabu (25/11).
Sulitnya koneksi di Natuna dikarenakan jarak yang jauh mengakibatkan hasil bumi susah masuk dan keluar ke daerah tersebut. Untuk itu harus ada yang perlu dievaluasi karena pengembangan Natuna selama ini tidak ada hubungan dengan perkembangan Batam dan Bintan.
Maka ke depan Natuna yang terdiri dari 152 pulau dan baru 27 pulau yang dihuni harus dikembangkan dari segi industri dan pariwisata. Natuna dinilai memiliki potensi luar biasa yang memiliki alam bagus untuk pariwisata dan industri.
“Saya dan Bupati Natuna sudah komunikasikan bagaimana Natuna itu dijadikan kawasan khusus untuk kawasan industri, ” kata Bahtiar.
Bahtiar mengatakan ada potensi 50 ribu hektar yang bisa didorong kawasan ekonomi khusus (KEK) husus industri di Natuna. Jika industri berjembang maka wisata pasti juga ikut berkembang dengan sendirinya.
Natuna memiliki jarak yang lebih dekat dengan Kalimantan Barat, Malaysia, Vietnam, Kamboja dan beberapa negara lainnya. Untuk itu Bahtiar setuju untuk pertama kali harus dibuka akses penerbangan Natuna-Jakarta dan kota terdekat lainnya. Setelah itu nanti bisa dikoneksikan ke negara lain terutama Johor dan Vietnam. Dengan begitu Natuna menjadi daerah terbuka dan lebih gampang berkembang.
Natuna sendiri ketika adanya pemekaran Provinsi Kepri tidak terlalu merasakan efek pemekaran. Efek ekonomi di Batam dan Bintan tidak mengalir ke Natuna. Dalam artian Natuna berkembang secara alamiah dengan caranya sendiri. Untuk itu akses laut dan udara harus dibuka ke daerah lain yang lebih dekat dan bukan hanya Batam.
“Natuna ini wilayah investasi baik sekali dan sangat memungkinkan untuk KEK. Saya setuju itu dibentuk tapi yang memiliki nanti Pemda Natuna sementara pengelola baru kerjasama dengan swasta. Jadi daerah punya penghasilan menetap ke depan, ” kata Bahtiar.
Bagaimanapun Natuna tidak bisa terus menerus hanya mengandalkan daya dukung alam yang hanya sekali hidup. Mungkin 100 tahun ke depan minyak akan habis dan Natuna tidak bisa hanya mengandalkan hasil alam.
Terkait Natuna yang sudah ditetapkan Nanti toh sebagai daerah strategi pertahanan, itu bisa dibicarakan sehingga nanti bisa dibangun tanpa mengganggunya.