Beritaibukota.com,PARIWISATA – Kota Tanjungpinang memiliki tempat wisata ekowisata yang luas. Tempatnya di Hutan Lindung Bukit Kucing.
Hutan ini juga merupakan Hutan yang dilindungi dan kawasan hutan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan hutan dengan fungsi lindung berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 424/Kpts-II/1987. Selanjutnya pada tahun 2015 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui mengeluarkan SK Nomor 76 tahun 2015.
Penunjukan kawasan seluas 54,4 hektar sebagai hutan lindung pada hakekatnya adalah untuk penyeimbang sebuah kota masa depan yang terus berkembang dengan pemukiman dan fasilitas pendukungnya.
HLBK yang letak geografisnya berada di tengah dan pada bagian tertinggi dari Kota Tanjungpinang, menempatkan kawasan tersebut sebagai salah satu daerah tangkapan air yang sangat penting bagi DAS Jang dan DAS Ular di Pulau Bintan.
Hutan Lindung Bukit Kucing memiliki luas lahan 54,4 hektare. Areal yang luas dan dikelola dengan baik menjadikan hutan lindung itu menjadi ekowisata yang sering dikunjungi masyarakat.
Berekreasi ke hutan lindung Bukit Kucing seperti halnya berekreasi ke alam bebas yang masih terbuka hijau. Jika sudah memasuki areal hutannya lebih dalam, pengunjung seakan sedang tidak berada di tengah-tengah perkotaan.
Di tempat ini banyak terdapat hal-hal bersejarah seperti bendungan air yang disebut masih peninggalan Jepang. Bendungan ini sekarang dipakai warga untuk sumber air bersih.
Selain itu ada juga Batu Menangis. Batu Menangis juga menjadi sumber air utama bagi penduduk setempat. Sumber air yang terletak persis di tengah Hutan Lindung Bukit Kucing ini menjadi andalan bagi keluarga di kampung tersebut.
Dilansir dari wordpress.com, Secara kasat mata, air di lokasi itu hanyalah belahan batu yang di tengahnya berisi air. Bila musim hujan seperti saat ini, air yang keluar dari batu tersebut debitnya bisa sangat banyak.
Tapi bila musim kemarau, debit air di batu itu akan menyusut namun tidak sampai kering.
Di dalam hutan lindung ini juga terdapat pemakaman kuno Tionghoa. Ini menjadi salah satu bukti bahwa di masa dulu hutan ini juga pernah ditempati dulunya oleh warga-warga tertentu.
Dalam kaitannya dengan fungsi konservasi, Hutan Lindung Bukit Kucing merupakan habitat berbagai jenis burung, serangga, reptil dan mamalia. Burung-burung predator memegang peranan penting dalam terjaganya ekosistem di hutan ini.
Hutan Lindung Bukit Kucing juga merupakan hutan yang terdiri dari kumpulan vegetasi unik di Tanjungpinang, seperti pohon Melaleuca, pohon akasia, pohon dari family Dipterocarpaceae dan semak kantung semar atau Nephentes sp.
Berkaitan dengan kegiatan masyarakat, Hutan Lindung Bukit Kucing adalah hutan semi-terbuka dimana masyarakat bisa masuk kedalamnya serta melakukan kegiatan rekreasi seperti jogging, berjalan, berkemah, jalan-jalan dan berenang, ataupun menjalankan aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mandi dan mengambil air
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Heri Mohkrizal mengatakan Hutan Bukit Kucing sempat mengalami kebakaran. Namun oleh pemerintah daerah telah melakukan penanaman ribuan pohon kembali.
“Hutan lindung Bukit Kucing saat ini dijadikan ekowisata. Di hutan itu juga banyak hal bersejarah yang menarik untuk dipelajari,” kata Heri, Rabu (29/3).
Heri mengatakan keberadaan Hutan Lindung Bukit Kucing di Tanjungpinang menjadi daya tarik terhadap para wisatawan.
Hutan Lindung Bukit Kucing menadi salah satu tempat yang cocok bagi wisawatawan lokal maupun mancanegara untuk rekreasi.
Penulis : beritaibukota.com
editor : redaksi