Beritaibukota.com,BATAM – Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, merupakan rumah bagi banyak nelayan yang tengah berjuang di tengah berbagai tantangan.
Pada tahun 2020, total produksi ikan mencapai 11.487 ton, menunjukkan betapa pentingnya peran nelayan Rempang dalam memenuhi kebutuhan ikan masyarakat. Namun, cuaca yang tak menentu dan terbatasnya akses pasar semakin memperburuk kondisi kehidupan mereka.
Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), Nukila Evanty, dalam kunjungannya ke Rempang, mendengarkan langsung keluhan dari nelayan seperti Culi dan Miswadi.
“Kami takut melaut karena ancaman relokasi paksa. Kami merasa terpinggirkan. Akses pasar semakin tertutup. Kami butuh alternatif untuk bertahan,” ungkap Miswadi, seorang nelayan berpengalaman.
Untuk memberikan dukungan nyata kepada para nelayan, IMA mengadakan pelatihan Budidaya Ikan dan Bisnis pada 3-4 Februari 2025. Kegiatan ini dimulai dengan pelatihan pembuatan kolam ikan air tawar, yang diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi nelayan dalam mengembangkan usaha mereka.
“Kami ingin memberikan pengetahuan dan alat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka,” ujar Nukila.
Pelatihan yang berlangsung di aula sederhana ini dipenuhi semangat dan harapan. Para nelayan berkumpul untuk mendengarkan instruksi dari para ahli tentang cara membuat kolam ikan yang efisien dan ramah lingkungan. Miswadi dan Culi terlihat antusias mengikuti setiap langkah pelatihan.
“Dengan kolam ini, kami bisa budidaya ikan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada laut,” ungkap Culi, sembari mencatat dengan seksama.
Pada hari pertama pelatihan, peserta diberikan pengetahuan tentang cara membuat kolam ikan yang ramah lingkungan. Hari kedua akan difokuskan pada pelatihan bisnis, yang mencakup cara mengidentifikasi pasar dan buyer potensial untuk hasil budidaya mereka.
“Kami ingin mereka merasa didukung dan termotivasi untuk kembali berjuang,” kata Nukila.
Sebagai simbol komitmen IMA terhadap nelayan Rempang, Nukila menyerahkan satu kolam ikan budidaya kepada perwakilan nelayan.
“Pelatihan ini tidak hanya untuk nelayan, tetapi juga memberi kesempatan bagi perempuan di komunitas untuk terlibat aktif dalam budidaya ikan, yang memperkuat ketahanan ekonomi keluarga,” jelasnya.
Dengan menggandeng unit UMKM dari Universitas Internasional Batam (UIB), IMA berharap pelatihan ini bisa membangkitkan semangat para nelayan Rempang.
“Nelayan Rempang adalah penjaga laut yang perlu diingat dan didukung. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang,” ujar Nukila.
Nukila mengajak semua pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk bersatu membantu nelayan Rempang. “Bersama, kita bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Sedikit lama-lama jadi bukit,” tutupnya.
Penulis : beritaibukota.com
editor : redaksi