Beritaibukota.com,TANJUNGPINANG – Pada sesi tanya jawab, antara pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mempertanyakan terkait apa yang bisa dijelaskan pasangan nomor urut satu terkait Data Indeks Gini Tanjungpinang dan program apa yang akan dilakukan untuk meminimalkan Data Indeks Gini Tanjungpinang.
Lis menilai bahwa ditemukan kesenjangan di masyarakat yang mana yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin dan bahkan semakin miskin.
Menjawab pertanyaan, Lis, Rahma langsung mengatakan keberadaan dirinya selama menjabat wali kota kemarin tidak sama seperti walikota lainnya. Rahma beralasan ketika ia menjabat wali kota disaat pandemi covid 19.
“Kondisi keadaan dunia bahkan di Tanjungpinang berdampak krisis, bahkan krisis kepercayaan. Dampaknya kepada kepada indeks gini dan kesejahteraan sangat berdampak,” ujar Rahma.
Namun meskipun demikian Rahma mengatakan tetap memberikan solusi waktu menjabat wali kota dengan memberi perhatian untuk sektor ekonomi dimulai paling bawah yaitu UKM dan IKM. Menurutnya mereka merupakan pilar ekonomi karena jumlahnya ramai dan berada di garis tidak mampu.
Rahma mengatakan telah melakukan pemulihan ekonomi dengan pembangunan pasar cik puan perak, akau potong lembu, melayu square, anjung cahaya, pusat ekonomi baru di Bincen, dan bangun home industri.
Bahkan Rahma juga mengatakan jika ada pasar tidak terisi maksimal (tidak ramai, red) dikarenakan masa pemerintahannya sudah selesai.
“Setelah saya selesai, otomatis saya tidak bisa masuk ke sistem lagi. Lain orang lain tujuan, yang penting fokus utama saya bangkitkan pemulihan ekonomi,” ujarnya.
Rahma mengatakan sebagai bukti perkembangan ekonimi bahwa saat ini bisa ditemukan bajar hampir setiap momen dan ini bentuk bertumbunya even UKM dan IKM.
Mendapat tanggapan dari Rahma, pasangan nomor urut dua, Lis Darmansyah menanggapi bahwa dirinya bertanya terkait Indeks Gini perbandingan lima tahun lalu. Jawaban Rahma dinilai Lis seakan akan tidak sesuai dengan apa yang ditanyanya.
Lis mengatakan bahwa dirinya juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Tanjungpinang selama lima tahun. Namun dimasa jabatannya kondisi pasar di Tanjungpinang tetap ramai dan tidak sepi. Itu dikarenakan karena ekonomi masyarakat baik dan tidak terlalu tinggi kesenjangan antara ekonomi masyarakat.
Bahkan Lis juga menyinggung penjelasan Rahma terkait persoalan pasar yang dikatakan telah berhasil membangun pasar di Tanjungpinang.
“Kalau saya melihat, pasar batu tujuh yang terbangun sekarang bentuk kegagalan lima tahun belakangan. Pasar itu wadah pelaku usaha kecil yang hidupnya setiap hari. Kita lihat pasar Puan Perak, kondisinya memprihatinkan. Baru baru ini saya berkunjung, dari pagi ke siang sepi pengunjung,” ujar Lis.
penulis : beritaibukota.com
editor : redaksi
Nb : (Indeks Gini (gini ratio) digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk suatu wilayah).