Beritaibukota.com, OLAHRAGA – Prestasi Ganda nomor sembilan dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto belum menunjukkan performa positif sejak 2021 hingga saat ini.
Prestasi Fajar Rian hanya memuncak di tahun 2018-2019. Kala itu mereka berhasil menjadi final Asian Games 2018 dan menjadi juara Swiss Open 2019 dan Korea Open 2019.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, mengatakan sejatinya, level Fajar/Rian sudah disalip oleh tiga ganda muda Indonesia. Bahkan, Herry merasa bahwa setahun lalu, Fajar/Rian sudah tertinggal.
“Secara ranking, kata Herry IP, Fajar/Rian memang masih di atas. Tetapi secara kemampuan, teknik permainan, dan prestasi dalam dua tahun terakhir, Fajar/Rian sejatinya telah disalip oleh para junior mereka, ” kata Herry dilansir dari jawapos.
Herry mengatakan jika dibandingkan dengan penampilan tiga ganda muda Indonesia Bagas/Fikri, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan, penampilan Fajar/Rian sudah tertinggal.
Hasil ini terbukti dari kejutan yang diciptakan ganda nomor 28 dunia Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri di All England 2022. Menjadi debutan, tidak diunggulkan, Bagas/Fikri mampu mengalahkan ganda putra nomor satu, dua, serta tiga dunia dan keluar sebagai juara All England 2022.
Begitu juga dengan penampilan Leo/Daniel yang juga berhasil menembus perempat final All England 2022.
Sementara itu Mantan juara dunia, dua kali juara All England, dan pelatih legendaris ganda putra Indonesia Christian Hadinata mengatakan bahwa Fajar/Rian sejatinya memiliki potensi yang bagus.
Tetapi sayangnya, mereka masih belum bisa mengatasi faktor-faktor non-teknis. Fajar/Rian kerap gagal menang meski sempat unggul jauh. Mereka juga sering melakukan kesalahan-kesalahan sendiri dalam posisi kritis. Dan kondisi itu selalu saja berulang.
Apalagi, mereka kesulitan sekali mampu mengejar prestasi Hendra/Ahsan dan Marcus/Kevin.
“Mereka terlihat sekali terbebani. Banyak yang berharap kepada mereka. Kalau sekali main bagus, ya otomatis, tuntutannya harus main bagus terus. Motivasi inilah yang kayaknya mulai hilang dari mereka,” kata Christian kepada JawaPos.com.
“Dari dari sisi skill, saya kira mereka sudah bagus, jelas itu. Tetapi soal non-teknis, terlihat mereka belum mampu melewati banyak fase kritis,” tambah Christian.
“Kalau cepat puas dengan kondisi sekarang, ya lama-lama mereka akan hilang sendiri. Sayang, potensi mereka seharusnya bisa lebih dari sekarang. Mereka sudah ada di level atas,” lanjut Christian.
Penampilam puncak Fajar/Rian terjadi pada 2018 dan 2019. Mereka berhasil menembus final Asian Games 2018 dan menjadi juara Swiss Open 2019 dan Korea Open 2019.
Namun, setahun kemudian, mereka menurun. Fajar/Rian cuma mampu mencapai semifinal Malaysia Masters 2020, Indonesia Masters 2020, French Open 2021, dan Indonesia Masters 2021.
Selebihnya, Fajar/Rian banyak tumbang di babak-babak awal. Termasuk di babak kedua All England 2020, babak kedua German Open 2021, dan babak pertama All England 2022. (Nto/jawapos)