Beritaibukota.com,PARIWISATA – Kota Tanjungpinang, yang dikenal sebagai Kota Gurindam dan memiliki tradisi kesastraan yang kaya, menjadi saksi kembali kebangkitan seni dengan pertunjukan “Harmoni Kata”.
Acara ini menampilkan 20 pelajar terpilih yang membawakan repertoar berjudul “Intan Payung”, sebuah komposisi unik yang menggabungkan khazanah sastra Melayu klasik dengan musik etnik. Acara diadakan di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman pada Sabtu malam (14/9).
Musisi Adi Lingkepin, yang mengompos repertoar tersebut, menjelaskan diberi judul Harmoni Kata karena titik temu antara khazanah sastra Melayu klasik dengan musik etnik. Karya-karya yang diangkat termasuk Gurindam 12 dan Syair Nasihat karya Raja Ali Haji, serta mantra dan pantun klasik Melayu, diwarnai dengan syair dari sastrawan kontemporer Tanjungpinang.
Adi menuturkan, tantangannya adalah dalam durasi 15 menit mengisahkan perjalanan anak manusia dari lahir sampai dewasa, dan melibatkan pelajar SMP dan SMA yang kami latih intensif selama tiga bulan.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Juramadi Esram, memberikan apresiasi tinggi terhadap pertunjukan ini. Ia menilai pelibatan generasi muda dalam kesenian adalah investasi jangka panjang untuk perkembangan seni di Kepulauan Riau.
“Dengan penampilan seperti ini, kita tidak perlu khawatir Tanjungpinang kekurangan talenta musik,” ungkapnya.
Meskipun terjadi insiden korsleting listrik yang mengakibatkan penundaan satu jam, semangat penampil dan penonton tidak surut.
Banyak penonton tetap bertahan, dan begitu pertunjukan dimulai, mereka disuguhi penampilan yang menggugah hati.
Rizki, seorang penonton, mengungkapkan sampai nangis nontonnya.
“Pertunjukan macam ini harusnya bisa lebih sering di Tanjungpinang,” ujarnya.
Acara Harmoni Kata bukan hanya menunjukkan bakat generasi muda, tetapi juga mengingatkan kita akan kekayaan budaya dan tradisi sastra yang telah mengakar di Kota Tanjungpinang.
penulis : beritaibukota.com
editor : redaksi
